Pemanfaatan
Mangga sebagai Sabun Antiseptik
(Handshop)
Oleh :
Erma
Suroyya (08)
Muhammad
Nur Amin (17)
Nonik
Dwi Pratiwi ()
Rendy
Nur Deva ()
Saka
Tri Hatmojo ()
KELAS
XII IPA 5
SMAN
2 JOMBANG
TAHUN
AJARAN 2011/2012
BAB
I
PENDAHULUAN
1.1 Latar
Belakang
Jombang merupakan salah
satu daerah yang menghasilkan buah mangga. Setiap tahun pada musim kemarau
mangga di panen dalam jumlah yang cukup besar. Mangga di daerah jombang tumbuh
dimana-mana mulai dari pekarangan rumah, kebun dan pinggir-pinggir sawah.
Mangga memiliki khasiat yang bagus untuk kulit dan tubuh kita. Ada
bermacam-macam mangga yang tumbuh jombang, seperti : mangga golek, mangga
gadung, mangga manalagi, mangga podang. Diantara mangga-mangga tersebut yang
memiliki tampilan menarik dan bau yang sedap dan menarik adalah mangga podang.
Dalam mencuci tangan, setiap orang biasanya
menggunakan sabun antiseptik handshop untuk menghilangkan kuman-kuman yang ada di tangan.
Kuman yang menempel di tangan dapat merugikan seseorang, seperti sakit perut.
Kuman sangat mudah masuk dalam tubuh, karena disetiap benda yang di pegang
mengandung kuman-kuman, kecuali pada benda yang di sterilisasi. Dengan adanya
handshop dapat membantu manusia untuk membersikan tangan-tangan dari kuman-kuman
yang menempel di tangan, sehingga peluang kuman masuk dalam tubuh terkurangi.
Dalam pengolahannya biasanya mangga hanya digunakan
sebagai makanan biasa dan minuman, sedangkan pada dasarnya mangga mempunyai
nilai yang lebih selain hanya digunkan sebagai makanan dan minuman yang sudah
biasa . oleh karena itu kami
berinisiatif mengembangkan olahan
mangga menjadi suatu produk yang bermanfaat dan memiliki nilai jual.
1.2 Rumusan Masalah
1. Bagaimana
pengertian dan klasifikasi tanaman mangga?
2. Bagaimana
pengertian sabun antiseptik ?
3. Bagaimana
proses pembuatan sabun antiseptik dari mangga?
1.3 Tujuan
Penelitian
1. Mengetahui
pengertian dan klasifikasi tanamn mangga
2. Mengetahui
pengertian sabun antiseptic
3. Mengetahui
cara pembuatan sabun antiseptic dari mangga
1.4 Batasan
Masalah
1. Tanaman
mangga
2. Sabun
antiseptic
1.5 Manfaat
penelitian
Bagi pembaca:
· Dapat
mengetahui tentang sabun antiseptik dari mangga
Bagi
masyarakat :
· Dapat
memakai sabun atiseptik dari sabun
mangga
Bagi
penulis
· Dapat
menggali informasi yang baru
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1 Tanaman
Mangga
Mangga atau mempelam adalah nama sejenis buah, demikian pula
nama pohonnya.
Mangga termasuk ke dalam marga Mangifera,
yang terdiri dari 35-40 anggota, dan suku
Anacardiaceae. Nama ilmiahnya adalah Mangifera
indica.Pohon mangga termasuk tumbuhan tingkat tinggi yang struktur
batangnya (habitus) termasuk
kelompok arboreus, yaitu
tumbuhan berkayu yang mempunyai tinggi batang lebih dari 5 m. Mangga bisa
mencapai tinggi 10-40 m.Nama buah ini berasal dari Malayalam
maanga. Kata ini dipadankan
dalam bahasa Indonesia menjadi mangga; dan pada pihak lain, kata ini dibawa ke Eropa oleh
orang-orang Portugis
dan diserap menjadi manga (bahasa
Portugis), mango (bahasa
Inggris) dan lain-lain. Nama ilmiahnya sendiri kira-kira mengandung arti:
“(pohon) yang berbuah mangga, berasal dari India”.
Berasal dari
sekitar perbatasan India
dengan Burma,
mangga telah menyebar ke Asia Tenggara sekurangnya semenjak 1500 tahun yang
silam. Buah ini dikenal pula dalam berbagai bahasa daerah, seperti pelem atau poh
Pohon mangga berperawakan besar, dapat mencapai tinggi 40 m atau lebih, meski kebanyakan
mangga peliharaan hanya sekitar 10 m atau kurang. Batang mangga tegak,
bercabang agak kuat; dengan daun-daun lebat membentuk tajuk yang indah
berbentuk kubah, oval atau memanjang, dengan diameter sampai 10 m. Kulit
batangnya tebal dan kasar dengan banyak celah-celah kecil dan sisik-sisik bekas
tangkai daun. Warna pepagan (kulit batang) yang sudah tua biasanya coklat
keabuan, kelabu tua sampai hampir hitam.Mangga berakar tunggang yang
bercabang-cabang, sangat panjang hingga bisa mencapai 6 m. Akar cabang makin ke
bawah semakin sedikit, paling banyak akar cabang pada kedalaman lebih kurang
30-60 cm.
Daun
tunggal, dengan letak tersebar, tanpa daun penumpu. Panjang
tangkai daun bervariasi dari 1,25-12,5 cm, bagian pangkalnya membesar dan pada
sisi sebelah atas ada alurnya. Aturan letak daun pada batang biasanya 3/8,
tetapi makin mendekati ujung, letaknya makin berdekatan sehingga nampaknya
seperti dalam lingkaran (roset).Helai
daun bervariasi namun kebanyakan berbentuk jorong sampai lanset, 2-10 × 8-40
cm, agak liat seperti kulit, hijau tua berkilap, berpangkal melancip dengan
tepi daun bergelombang dan ujung meluncip, dengan 12-30 tulang daun sekunder.
Beberapa variasi bentuk daun mangga:
- Lonjong dan ujungnya seperti mata tombak.
- Berbentuk bulat telur, ujungnya runcing seperti mata tombak.
- Berbentuk segi empat, tetapi ujungnya runcing.
- Berbentuk segi empat, ujungnya membulat.
Daun
yang masih muda biasanya bewarna kemerahan, keunguan atau kekuningan; yang di
kemudian hari akan berubah pada bagian permukaan sebelah atas menjadi hijau
mengkilat, sedangkan bagian permukaan bawah berwarna hijau muda. Umur daun bisa
mencapai 1 tahun atau lebih.
Bunga
Berumah satu (monoecious), bunga mangga merupakan
bunga majemuk yang berkarang dalam malai bercabang banyak di
ujung ranting. Karangan bunga biasanya berbulu, tetapi sebagian ada juga yang
gundul, kuning kehijauan, sampai 40 cm panjangnya. Bunga majemuk ini terdiri
dari sumbu utama yang mempunyai banyak cabang utama. Setiap cabang utama ini
mempunyai banyak cabang-cabang, yakni cabang kedua. Ada kemungkinan cabang
bunga kedua ini mempunyai suatu kelompok yang terdiri dari 3 bunga atau
mempunyai cabang tiga. Setiap kelompok tiga bunga terdiri dari tiga kuntum
bunga dan setiap kuntum bertangkai pendek dengan daun kecil. Jumlah bunga pada
setiap bunga majemuk bisa mencapai 1000-6000.
Bunga-bunga
dalam karangan berkelamin campuran, ada yang jantan dan ada pula yang hermafrodit
(berkelamin dua). Besarnya bunga lebih kurang 6-8 mm. Bunga jantan lebih banyak
daripada bunga hermafrodit, dan jumlah bunga hermafrodit inilah yang menentukan
terbentuknya buah. Persentase bunga hermafrodit bermacam-macam, tergantung dari
varietasnya, yaitu antara 1,25%-77,9%; sementara yang mempunyai bakal buah
normal kira-kira 5-10%.
Bunga
mangga biasanya bertangkai pendek, jarang sekali yang bertangkai panjang, dan
berbau harum. Kelopak bunga biasanya bertaju 5; demikian juga mahkota bunga
terdiri dari 5 daun bunga, tetapi kadang-kadang ada yang 4 sampai 8. Warnanya
kuning pucat, sedangkan pada bagian tengah terdapat garis timbul berjumlah 3
sampai 5 yang warnanya sedikit tua. Bagian tepi daun mahkota berwarna putih.
Pada waktu akan layu, warna mahkota bunga tadi menjadi kemerahan.
Benang sari
berjumlah 5 buah, tetapi yang subur hanya satu atau dua buah sedangkan yang
lainnya steril. Benang sari yang subur biasanya hampir sama panjang dengan putik, yakni kira-kira 2
mm, sedangkan yang steril lebih pendek. Kepala putik berwarna kemerah-merahan
dan akan berubah warna menjadi ungu pada waktu kepala sari membuka untuk
memberi kesempatan kepada tepung sari yang telah
dewasa untuk menyerbuki kepala putik. Bentuk tepung sari biasanya bulat
panjang, lebih kurang 20-35 mikron.
Bakal
buahnya tidak bertangkai dan terdapat dalam suatu ruangan, serta terletak pada
suatu piringan. Tangkai putik mulai dari tepi bakal buah dan ujungnya terdapat
kepala putik yang bentuknya sederhana. Dalam suatu bunga kadang-kadang terdapat
tiga bakal buah.
Buah
Buah
mangga termasuk kelompok buah batu (drupa)
yang berdaging, dengan ukuran dan bentuk yang sangat berubah-ubah bergantung
pada macamnya, mulai dari bulat (misalnya mangga gedong), bulat telur (gadung,
indramayu, arumanis) hingga lonjong memanjang (mangga golek). Panjang buah
kira-kira 2,5-30 cm. Pada bagian ujung buah, ada bagian yang runcing yang
disebut paruh. Di atas paruh ada bagian yang membengkok yang disebut sinus,
yang dilanjutkan ke bagian perut.
Kulit
buah agak tebal berbintik-bintik kelenjar; hijau, kekuningan atau kemerahan
bila masak. Daging buah jika masak berwarna merah jingga, kuning atau krem,
berserabut atau tidak, manis sampai masam dengan banyak air dan berbau kuat
sampai lemah. Biji
berwarna putih, gepeng memanjang tertutup endokarp yang tebal, mengayu dan
berserat. Biji ini terdiri dari dua keping; ada yang monoembrional dan ada pula
yang poliembrional.
Hasil dan kegunaan
Mangga
terutama ditanam untuk buahnya. Buah yang matang umum dimakan dalam keadaan
segar, sebagai buah meja atau campuran
es, dalam bentuk irisan atau diblender. Buah yang muda kerapkali dirujak, atau dijajakan di
tepi jalan setelah dikupas, dibelah-belah dan dilengkapi bumbu garam dengan cabai. Buah mangga juga
diolah sebagai manisan, irisan buah
kering, dikalengkan dan lain-lain. Di pelbagai daerah di Indonesia, mangga (tua
atau muda) yang masam kerap dijadikan campuran sambal atau masakan ikan dan
daging.
Biji
mangga dapat dijadikan pakan ternak atau unggas; di India bahkan dijadikan
bahan pangan di masa paceklik. Daun mudanya dilalap atau dijadikan sayuran. Kayu mangga cukup kuat,
keras dan mudah dikerjakan; namun kurang awet untuk penggunaan di luar. Kayu
ini juga dapat dijadikan arang yang baik.
Daun mangga mengandung senyawa
organik tarakserol-3beta dan
ekstrak etil asetat
yang bersinergis dengan insulin mengaktivasi GLUT4, dan menstimulasi sintesis glikogen,
sehingga dapat menurunkan gejala hiperglisemia.[1]
Mangga
terutama dihasilkan oleh negara-negara India, Tiongkok,
Meksiko,
Thailand,
Pakistan,
Indonesia,
Brasil,
Filipina,
dan Bangladesh.
Total produksi dunia di tahun ‘80an sekitar 15 juta ton, namun hanya sekitar
90.000 ton (1985) yang diperdagangkan di tingkat dunia. Artinya, sebagian besar
mangga dikonsumsi secara lokal.
Sementara
itu pasar utama mangga adalah Asia Tenggara,
Eropa,
Amerika
Serikat dan Jepang. Singapura, Hong Kong dan Jepang merupakan pengimpor yang
terbesar di Asia. Gambaran produksi mangga tahun 2007 dapat dilihat pada tabel
di bawah.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar